Sejalan dengan meningkatnya ketegangan atas kemungkinan tes nuklir Korea Utara dan serangan udara AS ke negara itu, sebuah surat khabar berpengaruh di Cina mengindikasikan bahwa pemerintah Beijing tidak akan melibatkan militernya jika AS menyerang Korea Utara.
Namun, Global Times memperingatkan AS untuk menyadari bahwa Pyongyang bisa saja meresponnya dengan melakukan serangan artileri ke Seoul.
Perjanjian Persahabatan Kerja Sama dan Saling Membantu antara Cina dan Korea Utara yang ditandatangani tahun 1961 menyebutkan militer Cina akan terlibat disaat Korea Utara mendapat serangan dini.
Namun menurut Global Times, perjanjian itu tidak akan berlaku secara otomatis apabila Pyongyang meneruskan program nuklirnya, dan Washington melakukan serangan militer terhadap fasilitas nuklir di Korea Utara.
Dikatakan, Beijing akan lebih memilih upaya diplomatik, daripada melibatkan militernya.
Global Time juga menyatakan dengan jelas bahwa apabila pasukan militer Korea Selatan dan AS melintasi Garis Demiliterisasi, maka Cina tidak akan tinggal diam melihat upaya untuk menggulingkan rezim Korea Utara.
Disamping itu Global Times juga mengangkat panduan pemerintah Cina terkait skenario yang memungkinkan di Semenanjung Korea, serta memperingatkan bahwa tes nuklir lanjutan akan mendorong pengurangan ekspor minyak mentah ke Korea Utara secara besar-besarn.
Namun dikatakan, pengurangan ekspor minyak secara besar-besaran tidak berarti bahwa penduduk Korea Utara akan mengalami bencana kemanusiaan.