Wakil dari para pembelot Korea Utara yang tinggal di Korea Selatan, AS, Eropa dan Asia membuka 'Konvensi Pembelot Korea Utara Sedunia' di Brussel pada tgl. 25 April.  
 
Sebanyak 30 orang wakil pelarian dari Korea Utara mengkritik kediktatoran rezim Kim Jong-un, penindasan HAM, dan pengembangan misil dan nuklir Korea Utara.  
 
Sebelumnya, para pembelot Korea Utara di luar negeri juga pernah mengadakan acara untuk memberi kesaksian terkait HAM, dan meminta kebebasan masyarakat Korea Utara, namun pertemuan para pembelot dari seluruh dunia di satu tempat merupakan pertama kali diadakan.  
 
Para peserta pertemuan mengeluarkan 'Pernyataan Brussel' untuk perbaikan HAM dan demokratisasi masyarakat Korea Utara.
 
Di dalam pernyataan itu, para wakil pembelot Korea Utara menuntut rezim Kim Jong-un harus bertanggung jawab atas semua tindakan anti kemanusiaan. Mereka juga mendesak Pyongyang untuk menerima permintaan investigasi dari Komisi Penyidik HAM PBB.
 
Para pembelot juga meminta kepada dunia internasional untuk menetapkan kasus pembunuhan Kim Jong-nam sebagai aksi teror yang dilaksanakan oleh rezim Kim Jong-un, serta menyeret Kim Jong-un ke Pengadilan Pidana Internasional-ICC.
 
Mereka menegaskan kembali akan tetap berupaya untuk mendorong 'musim semi Pyongyang' melalui kerja sama dengan dunia internasional.