Seorang penulis kolom New York Times Nicholas Kristof mengkritik kesadaran pemerintahan Trump tentang Korea Utara.

Nicholas Kristof yang sempat berkunjung ke Korut baru-baru ini mengatakan dalam kolomnya yang berjudul 'strategi mengerikan Trump terhadap Korut' pada edisi hari Kamis (12/10/2017) waktu setempat bahwa kunjungannya ke Korut membuat dirinya berpikir bahwa strategi Trump berdasarkan kesalahpahaman yang berbahaya.

Dia berargumen bahwa Trump salah paham tentang sanksi terhadap Korut dan pemahamannya bahwa perang dapat membuat Korut meninggalkan nuklir.

Menurutnya, para pejabat pemerintah Korut yang dijumpainya mengatakan bahwa penyerahan nuklir tidaklah mungkin dan Korut menganggap senjata nuklir sebagai unsur penting untuk bertahan hidup.

Kemudian, Nicholas menyebut kesalahpahaman Trump yang kedua adalah peranan Cina dalam masalah Korut. Dia mengatakan bahwa Kim Jong-un telah menghina Xi Jinping. Bahkan, pejabat pemerintah Cina mengkhawatirkan Korut akan melakukan provokasi dalam masa pelaksanaan konvensi nasional Partai Komunis Cina ke-19.

Kesalahpahaman ketiga adalah keruntuhan awal rezim Korut. Menurut Nicholas, keruntuhan dapat terjadi pada suatu saat nanti, bukan hari esok.

Nicholas Kristof mencemaskan, jika pendekatan Trump atas masalah Korut berdasarkan kesalahpahaman tersebut, kemungkinan terjadinya bentrokan akan semakin tinggi.

Mengenai pendapat Nicholas Kristof itu, Kepala Staf Gedung Putih John Kelly untuk kali pertama menekankan secara resmi bahwa solusi diplomatik diutamakan untuk masalah nuklir Korut.