Seorang pembelot, mantan diplomat tinggi Korea Utara, memperingatkan bahwa serangan terlebih dahulu oleh AS mungkin akan memicu tindak pembalasan langsung dari Korea Utara.  

Mantan Wakil Duta Besar Korea Utara untuk Inggris, Thae Yong-ho, yang membelot ke Korea Selatan tahun lalu, membuat pernyataan itu pada hari Rabu (1/11/2017), dihadapan Komite Urusan Luar Negeri Majelis Rendah AS. 

Thae memperingatkan bahwa Korea Utara memiliki 10.000 artileri dan misil jarak pendek di garis demarkasi militer, dan para prajurit Korea Utara telah dilatih untuk melepaskan tembakan ke arah Korea Selatan sebagai tanggapan atas pemboman atau serangan militer AS. 

Thae yang berkunjungan ke Washington untuk pertama kali setelah kabur tahun lalu, mengatakan bahwa AS dan Korea Selatan pasti akan menang dalam pertempuran, menyusul serangan militer pendahuluan, namun akan ada korban manusia yang serius.  

Menurutnya, Kim Jong-un menganggap kekuatan militer AS lemah dan percaya dapat memukul mundur pasukan AS dari Semenanjung Korea dengan persenjataan misil dan rudal Korea Utara. 

Untuk itu, dia mendesak para pejabat AS untuk mendekati Kim dalam upaya memahami pemikirannya sebelum menggunakan opsi militer sekaligus meyakinkan Kim bahwa dirinya akan menghadapi kehancuran jika terus melangkah di jalur yang salah.