Pemerintah Jepang menyatakan bahwa rudal balistik yang diluncurkan Korea Utara hari Rabu subuh (29/11/2017) mencapai ketinggian lebih dari 4 ribu km, dan diperkirakan memiliki jangkauan yang paling jauh dalam sejarah misil Pyongyang.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan di dalam jumpa pers hari Rabu bahwa Korea Utara meluncurkan rudal balistik pada pukul 03:18 Rabu subuh, dan jatuh ke Zona Ekonomi Eksklusif-EEZ Jepang di Laut Timur.
Menurut Suga, provokasi beruntun Korea Utara tidak dapat diterima, maka Pemerintah Tokyo akan memprotes keras Korea Utara. Ditegaskannya, tanpa memecahkan masalah nuklir, misil, dan penculikan oleh Korea Utara, maka tidak ada masa depan yang cerah bagi negara itu.
Menteri Suga juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk meningkatkan sanksi tambahan.
Sementara, Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera menyatakan jarak jangkau misil Korea Utara kali ini diperkirakan yang paling jauh. Rudal terbang selama 53 menit dan diperkirakan jatuh ke Zona Ekonomi Ekslusif-EEZ Jepang, sejauh 250 km dari bagian barat Prefektur Aomori pada pukul 04:11 hari Rabu pagi.
Menurutnya, rudal yang diluncurkan Korut sejenis ICBM dan diluncurkan dengan sudut tinggi. Karenanya, misil itu mencapai ketinggian melebihi 4 ribu km dan terbang sejauh 960 km.
Dikatakannya, pemerintah Tokyo tidak mengambil langkah penghancuran rudal, dan juga tidak memberitahukannya kepada warga masyarakat melalui J Alert atau sistem network informasi darurat, karena misil itu tidak ada kemungkinan jatuh di wilayah Jepang atau melewati udara Jepang.
Pemerintah Jepang mengadakan pertemuan Badan Keamanan Nasional-NSC dan mengambil langkah lanjutan melalui kerja sama dengan dunia Internasional.
PM Shinzo Abe mengatakan pihaknya tidak akan menoleransi provokasi Korea Utara yang telah merusak keinginan masyarakat internasional untuk mewujudkan perdamaian.
Ditambahkannya, Jepang akan terus meningkatkan tekanan keras terhadap Korea Utara. Untuk itu dia menghimbau masyarakat internasional untuk melaksanakan sanksi terhadap Korea Utara.
Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono juga mengkritik Korea Utara yang tidak berniat untuk menghentikan provokasi.