Presiden Moon Jae-in, yang mengunjungi New York di AS untuk menghadiri Sidang Umum Perserikatan Bangasa-Bangsa (PBB), bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada hari Senin (20/09) waktu setempat dan meminta dukungan Inggris untuk proses perdamaian di Semenanjung Korea. 

Presiden Moon menjelaskan upaya Korea Selatan untuk denuklirisasi dan perdamaian permanen di Semenanjung Korea. 

Selain itu, dia menyatakan keprihatinan atas peluncuran rudal Korea Utara dan menekankan upaya negara-negara terkait untuk menangani situasi tersebut secara stabil dan membuka kembali dialog dengan Korea Utara dalam waktu dekat. 

PM Johnson kemudian menegaskan kembali dukungan Inggris atas upaya pemerintah Korea Selatan dan bahwa Inggris akan bekerja sama dalam urusan Korea Utara. 

Sebelumnya, Presiden Moon mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Slovenia Borut Pahor. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Moon menyampaikan niat Korea Selatan untuk bekerjasama dengan Slovenia dalam pembangunan PLTN Krško.

Moon menyambut hangat pembukaan Kedutaan Besar Korea Selatan di Slovenia, yang pada paruh kedua tahun ini menjadi presiden di Dewan Uni Eropa.

Kedua pemimpin menyambut baik pertemuan tingkat tinggi yang menjadi awal kerja sama antara kedua negara tersebut, serta saling memberikan penghargaan bintang jasa.

Dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Presiden Moon meminta kerja sama yang berkelanjutan dari PBB untuk denuklirisasi lengkap dan perdamaian di Semenanjung Korea. 

Presiden Moon menyatakan Korea Selatan akan berkontribusi untuk memperkuat Operasi Pemeliharaan Perdamaian (PKO) melalui pembukaan pertemuan tingkat menteri untuk Pemeliharaan Perdamaian PBB pada bulan Desember mendatang. 

Ditambahkan pula, Korea Selatan akan berperan aktif dalam penanganan COVID-19 global, perubahaan iklim, dan lainnya.

Sementara itu, Presiden Moon Jae-in akan menyampaikan upaya Korea Selatan untuk mewujudkan perdamaian di Semenanjung Korea dalam pidato sambutan di Sidang Umum PBB hari Rabu (22/09) dini hari dan meminta dukungan dunia internasional.