Menurut hasil sebuah survei pada Jumat (05/11), sekitar 60 persen responden berpendapat bahwa lebih baik bila calon presiden dari partai oposisi yang menang dalam pemilihan umum presiden tahun depan.

Gallup Korea melakukan survei terhadap seribu orang dewasa di seluruh Korea Selatan mulai tanggal 2-4 November terkait pemilihan umum presiden tahun depan.

Menurut hasil survei itu, sebanyak 57 persen responden menjawab lebih baik bila calon presiden dari partai oposisi yang terpilih agar terjadi perubahan rezim, sementara sebnyak 33 persen responden menjawab bahwa lebih baik bila calon presiden dari partai berkuasa yang terpilih agar rezin saat ini dapat dipertahankan. Sedangkan 11 persen responden tidak memilih.

Dibandingkan hasil survei serupa pada bulan lalu, jumlah responden yang menginginkan perubahan rezim meningkat sebanyak 5 persen poin, sedangkan responden yang ingin mempertahankan rezim menurun sebanyak 2 persen poin. Ini merupakan selisih terbesar dalam survei serupa yang dilakukan Gallup sejak bulan Agustus lalu.

Dalam survei tersebut, Lee Jae-myung, calon presiden dari partai berkuasa dan Yoon Seok-youl, kandidat calon presiden dari partai oposisi utama mendapatkan dukungan terbanyak.

Sebanyak 26 persen responden memilih Lee, sedangkan 24 persen responden memilih Yoon sebagai Presiden Korea Selatan berikutnya. Selain itu, sebanyak 15 persen responden memilih Hong Joon-pyo sebagai presiden.

Terkait dukungan masyarakat terhadap partai politik, dukungan positif terhadap Partai Kekuatan Rakyat tercatat sebesar 38 persen dan dukungan terhadap Partai Demokrat Korea sebesar 30 persen. Sementara sebanyak 23 persen responden lainnya menjawab bahwa mereka tidak memiliki partai politik yang didukung.

Sementara itu, pandangan positif atas kinerja pelaksanaan tugas kenegaraan Presiden Moon Jae-in tercatat sebesar 37 persen dan pandangan negatif tercatat sebesar 56 persen.

Survei tersebut memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan batas kesalahan ±3,1 persen poin.