Pemerintah Korea Selatan menyatakan pihaknya berharap kemajuan praktis dapat tercapai dalam negosiasi kembali pakta nuklir Iran, Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyatakan pada hari Senin (29/11) kemarin bahwa pihaknya menyambut hangat pembukaan kembali negosiasi nuklir dengan Iran dan berharap pihak-pihak bersangkutan dapat mencapai sebuah hasil nyata.
Kementerian mendesak semua pihak terkait untuk memenuhi kewajiban yang tercantum dalam JCPOA untuk memperkuat perjanjian non-proliferasi nuklir internasional serta mencapai perdamaian dan kestabilan regional.
Ditambahkan pula, pemerintah Korea Selatan yang membekukan dana Iran juga tetap melakukan upaya diplomasi untuk kelancaran negosiasi JCPOA.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengeluarkan pernyataan tersebut bertepatan dengan hari pembukaan kembali negosiasi JCPOA yang dilakukan oleh Iran dan negara-negara P5+1, yaitu Amerika Serikat (AS), Inggris, Perancis, China, Rusia dan Jerman.
Pada tahun 2015, Iran dan enam negara tersebut membuat kesepakatan nuklir untuk mencabut sanksi ekonomi atas Iran sebagai imbalan atas penghentian pengembangan senjata nuklir Iran. Namun pada tahun 2018, Presiden AS Donald Trump mundur dari kesepakatan tersebut dan kembali mengenakan sanksi atas Iran.
Akibatnya, Iran juga membatasi investigasi IAEA di fasilitas nuklirnya dan meningkatkan pengayaan uranium hingga 60 persen. Karenanya, negosiasi JCPOA kali ini bertujuan untuk mengembalikan situasi saat ini ke sebelum tahun 2018.
Korea Selatan bukan negara yang bersangkutan langsung dengan kesepakatan nuklir Iran tersebut, namun saat ini membekukan dana impor minyak bumi Iran senilai 7 miliar dolar Amerika atau 8,3 triliun won di bank Korea Selatan.
Dana tersebut adalah jumlah terbesar di antara aset Iran yang dibekukan di luar negeri, dan Iran terus meminta pencairan dana tersebut.