Presiden Moon Jae-in mengatakan bahwa deklarasi akhir Perang Korea merupakan langkah pertama untuk denuklirisasi dan perdamaian di Semenanjung Korea, lalu meminta dukungan masyarakat dunia agar melalui hal itu dapat membuat ketertiban baru dan menciptakan perdamaian di Asia Timur laut dan dunia.
Pernyataan Moon itu disampaikan dalam pidato sambutan di upacara pembukaan Konferensi Tingkat Menteri Penjaga Perdamaian PBB Seoul 2021 yang digelar secara vietual pada Selasa (07/12).
Pernyataan Moon itu mendapat perhatian karena dia tampak masih memiliki tekad untuk pendeklarasian akhir Perang Korea di tengah keputusan Amerika Serikat (AS) untuk melakukan boikot diplomatik atas Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022.
Presiden Korea Selatan itu menegaskan bahwa Korea Selatan sangat menginginkan perdamaian dan pemerintah serta rakyat Korea mengupayakan denuklirisasi dan perdamaian permanen di Semenanjung Korea dengan dukungan masyarakat internasional.
Dilanjutkannya, Korea Selatan mengetahui perdamaian tidak mudah dicapai, tetapi yakin perdamaian akan menyatukan lebih banyak orang.
Dalam pidatonya tersebut, Moon menyatakan niat Korea Selatan untuk menjadi negara anggota Dewan Keamanan PBB pada tahun 2024-2025.
Moon menambahkan, Korea Selatan memiliki pengalaman berharga, telah berkembang menjadi negara pemberi bantuan dari sebelumnya negara penerima bantuan, dan telah berperan sebagai salah satu dari 10 negara yang memberikan kontribusi keuangan, selain juga telah mengirimkan sekitar 600 orang personel untuk kegiatan penjaga perdamaian PBB.
Terakhir, Moon mengatakan bahwa Korea Selatan sendiri menyadari pentingnya kegiatan penjaga perdamaian PBB dan bekerjasama dalam penciptaan perdamaian dan pencegahan konflik.