Menteri Luar Negeri Korea Selatan Chung Eui-yong menghadiri pertemuan para menteri luar negeri dan pembangunan Kelompok Tujuh (G7) yang digelar di Liverpool, Inggris, pada 11-12 Desember waktu setempat.
Menurut Kementerian Luar Negeri Korea Selatan pada hari Senin (13/12), selama pertemuan itu, menteri Chung berbagi pengalaman tentang demokrasi, dan juga menyampaikan tekad Seoul untuk memulihkan krisis COVID-19, memperkuat rantai pasokan global, meningkatkan investasi infrastruktur di kawasan Indo-Pasifik, serta meninjau kerja sama dengan negara-negara utama di dunia.
Menteri Chung juga menyuarakan keprihatinan akan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Myanmar dan Afganistan.
Dia dilaporkan mengadakan serangkaian pertemuan bilateral dengan rekannya dari Australia, Filipina, Inggris dan Jerman di sela-sela kehadiran G7 tersebut.
Dalam pertemuan menteri antara Korea Selatan dan Australia, keduanya sepakat memperluas kerja sama strategis di setiap bidang, seperti ekonomi, perdagangan, netralitas karbon dan ruang angkasa serta logam utama.
Menteri luar negeri Australia Marise Payne melontarkan niatnya untuk memberikan dukungan penuh atas upaya pemerintah Seoul guna mendorong proses perdamaian di Semenanjung Korea.
Kepada menteri luar negeri Filipina, Chung meminta dukungan pemerintah Filipina terkait partisipasi perusahaan Korea Selatan dalam proyek infrastruktur di negara tersebut dan upaya Korea Selatan untuk menjadi anggota tidak tetap di Dewan Keamanan PBB.
Adapun, kedua menteri Korea Selatan dan Inggris bertukar pandangan mengenai kerja sama pengembangan dan kerja sama di bidang kesehatan yang juga merupakan agenda utama G7.
Menteri Chung juga telah mengadakan pertemuan dengan menteri luar negeri baru Jerman Annalena Baerbock dan membahas tentang hubungan bilateral, kerja sama di kancah internasional, termasuk G7, serta perkembangan situasi di Semenanjung Korea.
Selain itu, dalam pertemuan singkat dengan menteri luar negeri AS Antony Blinken, keduanya bertukar pendapat tentang hal-hal yang menyangkut kepentingan bilateral, termasuk masalah Semananjung Korea, Asia Timur Laut dan kawasan Timur Tengah.
Sebelumnya, Chung juga telah mengadakan pertemuan dengan rekannya dari Jepang Yoshimasa Hayashi. Ini merupakan pertemuan pertama sejak pelantikan Hayashi di bulan lalu.
Dalam pembicaraan tersebut, Chung dilaporkan menyampaikan sikap pemerintah Seoul mengenai isu-isu warga Korea Selatan korban perbudakan syahwat dan kerja paksa oleh Jepang pada masa perang.
Chung juga mengatakan kedua negara harus menyelesaikan masalah melalui dialog karena diperlukan kerja sama dalam masalah menyelesaikan sejarah serta masalah di banyak bidang lainnya.
Ditambahkan bahwa para diplomat senior tersebut juga menegaskan pentingnya kerja sama antara kedua negara serta antara Korea Selatan, AS dan Jepang, dan setuju untuk berkomunikasi dan berkonsultasi secara erat nelalui otoritas diplomatik untuk pengembangan hubungan bilateral di masa depan.