Pemerintah Korea Selatan telah memutuskan untuk membelanjakan 1,3 triliun won, atau 987 juta dolar AS, selama lima tahun ke depan untuk meningkatkan perawatan anak-anak yang sakit parah, dan menurunkan biaya masuk rumah sakit untuk bayi di bawah usia dua tahun.  

Menteri Dalam Negeri, Lee Sang-min memaparkan rencana tersebut pada hari Kamis (14/03) dalam sebuah pertemuan pemerintah untuk menanggapi aksi kolektif dari para dokter magang yang memprotes rencana pemerintah untuk menambah jumlah dokter dalam negeri. Dia mengatakan bahwa pemerintah akan memastikan tidak akan ada masalah bagi anak-anak untuk mendapatkan layanan medis pada malam hari dan hari libur. 

Mengenai aksi kolektif yang berkepanjangan oleh para dokter magang, Mendagri mengatakan bahwa pemerintah akan memobilisasi seluruh sumber daya yang tersedia untuk memperkuat sistem perawatan medis darurat dengan fokus pada pasien yang sakit parah dan darurat. 

Menteri Lee juga mengatakan bahwa diskusi tentang kemungkinan aksi kolektif oleh para profesor medis telah meningkatkan kekhawatiran dan kecemasan publik, dan menekankan bahwa langkah pemerintah untuk menormalkan sistem medis adalah untuk mahasiswa kedokteran dan juga para profesor. 

Ditekankan pula bahwa masyarakat menunjukkan dukungan terhadap rencana reformasi medis pemerintah meskipun ada ketidaknyamanan dan kecemasan yang disebabkan oleh aksi kolektif yang masih terus berlanjut.

Ia kemudian mengutip temuan survei baru-baru ini yang menyebut sebanyak 89% masyarakat Korea Selatan berpikir bahwa peningkatan kuota penerimaan mahasiswa baru fakultas kedokteran memang diperlukan dan 58% mengatakan bahwa kuota tersebut harus ditingkatkan sebanyak 2.000 orang atau lebih.