Akibat peningkatan drastis jumlah kasus penularan COVID-19, pemerintah Korea Selatan mengubah sistem medis sehingga orang yang dikonfirmasi positif COVID-19 menjalani perawatan kesehatan secara mandiri, kecuali kelompok berisiko tinggi.
Namun di tengah kondisi demikian, sekolah tetap dibuka untuk pembelajaran semester baru.
Mulai tanggal 10 Februari mendatang, kelompok usia 60 tahun ke atas yang dalam perawatan intesif dan menerima obat oral COVID-19 akan dipantau dua kali sehari dan menerima peralatan perawatan di rumah.
Namun, kalangan warga lain yang terkonfirmasi positif akan menerima perawatan apabila terdapat gejala, dan tidak akan mendapatkan peralatan perawatan di rumah.
Walaupun terdapat anggota keluarga yang terknofirmasi positif, anggota keluarga lainnya yang telah menyelesaikan vaksinasi tidak perlu melakukan karantina.
Sementara itu, otoritas kesehatan mengumumkan peraturan pembelajaran tatap muka di sekolah untuk semester baru, namun pengelolaan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan kondisi saat ini diserahkan ke pihak sekolah.
Karenanya, sekolah dapat memilih untuk menjalankan kegiatan pembelajaran secara normal, membatasi jumlah kelas pembelajaran di sekolah, pembelajaran online bagi sebagian pelajar, ataupun pembelajaran online secara menyeluruh sesuai jumlah pelajar yang terkonfirmasi potisif.
Sistem pencegahan COVID-19 di sekolah juga diubah. Ketika terjadi kasus yang dikonfirmasi, maka sekolah menentukan sendiri kategori kontak dan mendukung pemeriksaan COVID-19.
Pelajar yang tidak memiliki gejala dapat bersekolah sambil melakukan rapid test antigen sebanyak tiga kali seminggu.
Kementerian Pendidikan menyediakan 6,5 juta unit alat rapid test antigen dan akan mendirikan tempat tes PCR portabel.