Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in menyatakan bahwa dirinya akan menganggap krisis saat ini sebagai daya penggerak untuk perkembangan dan peluang baru, serta menjelaskan bahwa tujuan masyarakat Korea adalah menjadikan Korea Selatan sebagai negara yang memimpin dunia.
 
Dalam pidato khusus untuk masyarakat pada hari Minggu (10/05/20) pukul 11.00 waktu Korea di Kantor Kepresidenan Korea Selatan Cheongwadae dalam rangka menyambut tahun ketiga sejak ia dilantik sebagai presiden, Presiden Moon menerangkan arah pengelolaan urusan kenegaraan untuk dua tahun masa jabatannya yang tersisa.

Terkait krisis COVID-19, Presiden Moon menyatakan akan mengatasinya dengan keberanian dan tekat yang kuat, serta lebih lanjut akan menganggap krisis saat ini sebagai peluang baru. 

Presiden Moon menilai status negara Korea Selatan telah meningkat berkat sistem pencegahan penyakit Korea Selatan yang telah menjadi standar internasional. Namun dirinya tetap menekankan krisis ini belum selesai dengan menyebutkan tambahan 34 kasus baru COVID-19 hingga hari Minggu dini hari yang menyebar di sebuah kelab di sekitar Itaewon, Seoul. 

Sehubungan dengan hal tersebut, Presiden Moon mengatakan bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) akan dinaikkan statusnya menjadi Direktorat Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea.

Selain itu, Presiden Moon menilai ekonomi dunia menghadapi pertumbuhan minus yang terburuk, sehingga dirinya ingin menghibur masyarakat Korea yang sedang mengalami kesusahan akibat kemerosotan ekonomi.

Ditambahkan bahwa dirinya akan mencurahkan seluruh upayanya demi mengatasi krisis ekonomi. Untuk itu, pemerintah Korea Selatan sudah menanamkan dana senilai 245 triliun won untuk mendukung perusahaan dan menciptakan lapangan kerja. Selain itu, pemerintah Korea Selatan sedang mempersiapkan rancangan anggaran tambahan ketiga.

Presiden Moon berjanji akan berusaha mengubah krisis saat ini menjadi peluang di masa jabatan yang tersisa dan membuka jalan untuk Korea Selatan yang akan memimpin dunia.

Sehubungan dengan itu, Presiden Moon menyebutkan empat tugas utama, yakni membuka era pasca COVID-19 melalui ekonomi terdepan, mengekspansi jaringan keamanan lapangan kerja melalui perluasan aplikasi asuransi ketenagakerjaan dan sistem perekrutan masyarakat, melaksanaan "New-Deal Gaya Korea" untuk menciptakan lapangan kerja baru, serta memimpin tatanan solidaritas melalui kerja sama internasional yang mengutamakan kehidupan dan keselamatan manusia.

Presiden Moon mengatakan bahwa pemerintah Korea Selatan akan berusaha untuk mengubah negaranya menjadi "pusat kekuatan digital" yang terkemuka secara global lewat usaha bisnis inovatif dan perusahaan rintisan yang berfungsi sebagai pendorong utama.
 
Sementara itu, Presiden Moon menjelaskan "New-Deal Gaya Korea" yakni akan fokus pada "preemptive investment" untuk masa depan, yang dirancang untuk membangun infrastruktur digital dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.
 
Dikatakan bahwa pembangunan awal infrastruktur 5G dan pembangunan infrastruktur data akan diupayakan sebagai proyek nasional, serta industri tanpa tatap muka di bidang medis, pendidikan dan distribusi ritel akan dipupuk secara intensif.
 
Pemerintah Korea Selatan juga akan membangun landasan bagi era asuransi ketenagakerjaan universal dengan pertama-tama memungkinkan pekerja lepas, pekerja kontrak, dan lainnya.
 
Mengenai Korea Utara, ia mengusulkan agar dua Korea bersama-sama menuju satu komunitas kehidupan dan perdamaian dengan bekerja sama dalam keamanan manusia.

Selama sisa masa jabatannya, dia berjanji akan melakukan yang terbaik dan sepenuhnya mengabdikan diri untuk mengubah krisis menjadi peluang bersama dengan masyarakat, serta membuka jalan bagi Korea Selatan untuk menjadi pemimpin global.