Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Hari Gyeongchip

#Citra Musik Korea l 2014-03-05

Citra Musik Korea

Hari Gyeongchip
Di masa lalu, leluhur Korea menggunakan kalender lunar. Namun, pergerakan matahari sangat penting dalam pertanian, sehingga mereka tidak mampu mengetahui pergerakan matahari dengan kalender lunar. Oleh karena itu, ada titik putaran yang menunjukkan 24 posisi matahari yang dinamakan 'Jeolgi'. Jika dilihat dari bumi, matahari berputar satu kali sepanjang satu tahun. Jika membagi lintasan matahari dengan sudut 15°, 24 posisi matahari dimulai pada hari Ipchun menjelang tgl.4 Februari sampai hari Daehan menjelang tgl.21 Januari tahun depan. Nah, hari yang jatuh pada tgl.6 Maret adalah posisi matahari ketiga yang dinamakan 'Gyeongchip'. 'Gyeong' berarti 'terkejut', dan 'chip' berarti 'serangga dalam hibernasi', sehingga Gyeongchip berarti serangga dalam hibernasi keluar karena terkejut dengan cuaca yang menjadi hangat'. Katanya, kodok yang biasanya rajin lebih dulu bangun dan bertelur di kali atau sawah menjelang hari Gyeongchip. Nah, walaupun suhu udara masih terasa dingin, namun rasanya musim semi seperti telah mendekati kita.

Ada ungkapan bahwa jika makan telur dari kodok yang terapung di atas air pada hari Gyeongchip, itu dianggap baik untuk kesehatan. Oleh karena itu, masyarakat Korea sering mendengar berita orang-orang memakan sesuatu yang dianggap seperti telur kodok menjelang hari Gyeongchip, namun telur itu sebenarnya telur dari katak yang beracun, sehingga mereka jatuh sakit hingga keadaannya serius. Selain itu, jika minum getah pohon mapel (painted maple tree), katanya itu bermanfaat untuk menyembuh penyakit perut. Oleh karena itu, menjelang hari Gyeongchip. banyak orang yang giat menderes getah pohon mapel untuk dijual. Sementara, raja-raja di masa lalu memberikan perintah agar tidak membakar sawah atau ladang setelah hari Gyeongchip. Biasanya, leluhur Korea membakar sawah atau ladang pada musim dingin untuk mematikan serangga-serangga di sana, namun setelah hari Gyeongchip, semua makhluk hidup baru tumbuh. Karena itu, perintah raja mengandung makna agar melindungi makhluk hidup yang baru tumbuh. Di masa lalu, leluhur Korea mendapatkan keperluan dari alam karena mengandalkan bahan makanan atau pengetahuan medis tidaklah mencukupi. Dengan demikian, mereka mengetahui betapa pentingnya hidup harmonis dengan alam.

Belakangan, cuaca musim dingin kali ini tidak begitu dingin, sehingga air sungai jarang yang membeku. Namun, di masa lalu, sungai Han membeku, sehingga banyak yang memancing atau meluncur di sana. Jika hari Gyeongchip berlalu, katanya air sungai Daedong yang terletak di sebelah atas sungai Han juga mencair. Leluhur Korea percaya bahwa jika melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan tanah seperti pagar atau dinding rumah menjelang hari Gyeogchip, hal-hal yang buruk tidak akan terjadi. Karena itu, leluhur Korea membangun kembali pagar yang rusak atau memperbaiki dinding rumah yang bolong-bolong. Barangkali, hal itu dilakukan yang memiliki arti agar memperbaiki rumah yang rusak pada musim dingin sebelum bertani saat musim menghangat. Di bulan Maret, saat semester baru dimulai di Korea, dan berita tentang mekarnya bunga juga mulai terdengar, nampaknya lebih baik kalau kita bersiap-siap untuk menyambut musim semi.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >