Amerika Serikat dinyatakan telah mendeteksi tes peluncuran rudal balistik berbasis kapal selam (SLBM) yang dilakukan dari fasilitas darat oleh Korea Utara pada bulan Desember ini.
Dengan mengutip seorang pejabat pemerintah AS, NHK Jepang melaporkan pada hari Kamis (15/12/2016) bahwa uji coba itu bertujuan untuk mengamankan teknologi apa yang disebut 'cold-launch'. Menggunakan metode cold-launch, misil tersebut dikeluarkan dari kapal selam melalui tekanan gas sebelum terbang ke udara.
Dibandingkan dengan metode hot-launch, yang menembakkan rudal langsung dari dalam kapal selam, sistem cold-launch dapat mengurangi kerusakan untuk proyektil, dan lebih mudah untuk menyembunyikan tempat peluncuran serta membutuhkan ruang yang lebih kecil.
NHK mengatakan bahwa AS meningkatkan kegiatan pemantauan karena dipercayai dengan memiliki teknologi cold launch Korea Utara lebih cepat untuk menempatkan SLBM.
Korea Utara melakukan uji coba peluncuran SLBM pada bulan April, Juli dan Agustus tahun ini. Uji coba pada bulan Agustus sukses dalam perpanjangan jarak maksimum SLBM hingga 500 kilometer dengan metode peluncuran sudut tinggi.