Rombongan anggota parlemen dari partai oposisi utama Partai Demokrat (DP) Korea Selatan meminta pemerintah Cina untuk menghentikan tindakan balasan terhadap Korea Selatan terkait rencana pengerahan sistem pertahanan anti-rudal canggih (THAAD) di Korea Selatan.
Sebanyak 7 anggota parlemen Partai Demokrat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Beijing pada hari Rabu (4/1/2017).
Cina nampaknya memberikan respon "setengah hati" atas permintaan pemerintah Korea Selatan untuk berdialog dalam beberapa bulan terakhir mengenai isu tersebut.
Dalam pertemuan itu, para anggota parlemen oposisi meminta Beijing untuk menangguhkan apa yang dipandang sebagai langkah pembalasan terhadap keputusan Korea Selatan untuk menempatkan THAAD dari AS di Semenanjung Korea.
Saat itu mereka menyoroti beberapa hal seperti larangan Beijing untuk pengoperasian pesawat carter ke Korea Selatan, dan penundaan pemberian izin kepada perusahaan Korea untuk memproduksi baterai kendaraan listrik di Cina.
Menurut para anggota parlemen, dalam kesempatan itu Wang Yi mengatakan bahwa sentimen anti-Korea diantara penduduk Cina sedang tumbuh akibat isu pengerahan THAAD. Dia juga meminta agar Seoul mengubah posisinya terkait THAAD sebelum mengharapkan perubahan sikap Beijing.
Menurut anggota parlemen, selama pertemuan, mereka tidak menyampaikan pesan terkait THAAD dari calon presiden utama dari Partai Demokrat (Minjo Korea) ke Beijing.
Partai berkuasa, Partai Saenuri dan partai yang akan diluncurkan oleh parlemen non-loyalis Partai Saenuri, Partai Konservatif Baru mengkritik pertemuan yang dilakukan para anggota parlemen Partai Demokrat.
Mereka mengatakan, pemerintah Cina bertemu dengan para parlemen Korea Selatan untuk mendorong Seoul menarik diri dari keputusan penempatan THAAD.