Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyatakan bahwa LNG yang diproduksi di kapal Gas Alam Cair Terapung atau floating LNG (FLNG) akan menjadi pendorong besar dalam perjalanan dunia menuju netralitas karbon.
Presiden Moon membuat pernyataan tersebut saat menghadiri upacara peresmian kapal FLNG, yang akan berpartisipasi di lapangan dalam proyek gas di Mozambik, di Samsung Heavy Industries di Goeje, Provinsi Gyeongsang Selatan pada hari Senin (15/11).
Moon mengutarakan bahwa dunia menaruh perhatian pada LNG sebagai sumber energi yang sangat baik untuk menggantikan sumber energi batu bara dan minyak karena LNG adalah energi dengan emisi karbon rendah dan memiliki efisiensi pembangkit listrik yang tinggi.
Acara tersebut dihadiri oleh Presiden Moon, Ibu Negara Kim Jong-sook, bersama Presiden Mozambik Filipe Nyusi dan istrinya.
Kapal Floating LNG tersebut diberi nama 'Coral-Sul' yang merupakan FLNG skala besar keempat di dunia dan kapal FLNG pertama di ladang gas Mozambik.
Terlebih lagi, FLNG itu adalah yang terbesar kedua di dunia dengan panjang 432 meter, lebar 66 meter dan tinggi 39 meter.
FLNG tersebut dijadwalkan memulai produksi LNG dalam skala penuh mulai tahun 2022 di lepas pantai blok ke-4 Mozambik, di mana Korea Gas Corporation berpartisipasi dengan memiliki 10% saham.
Sebelumnya, Samsung Heavy Industries berhasil memenangkan tender proyek pembangunan kapal Floating LNG senilai 2,5 miliar dolar AS tersebut pada bulan Juni 2017.
Menurut Kantor Kepresidenan Cheongwadae, hingga saat ini, Samsung Heavy Industries memproduksi tiga unit kapal FLNG dan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering membuat satu unit FLNG.
Cheongwadae menjabarkan bahwa keberangkatan kapal FLNG kali ini juga akan mendorong peningkatkan kerja sama substansial di bidang pembuatan kapal dengan Mozambik, serta perluasan diplomasi dengan pemimpin negara di benua Afrika dan peluang bagi perusahaan Korea Selatan untuk ikut dalam proyek sumber daya gas di Mozambik.
Presiden Mozambik Nyusi merupakan pemimpin pertama dari benua Afrika yang mengunjungi Korea Selatan sejak pandemi COVID-19 merebak.