Otoritas militer Korea Selatan mengatakan pihaknya sedang menganalisis proyektil yang diluncurkan oleh Korea Utara pada Rabu (05/01) lalu.
Ketua Hubungan Masyarakat Kepala Staf Gabungan (JCS), Kim Joon-rak, mengatakan hal itu dalam konferensi pers pada Kamis (06/01).
Menurutnya, proyektil Korea Utara itu dapat dideteksi melalui berbagai aset intelijen Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS), dan militer Korea Selatan tengah melengkapi kemampuan penanggulangannya secara terus-menerus.
Sebelumnya, surat kabar resmi Korea Utara, Rodong Sinmun, edisi Kamis (06/01) memberitakan bahwa rudal yang diluncurkan pada Rabu (05/01) tersebut merupakan rudal hipersonik dan melakukan manuver lateral sejauh 120 kilometer kemudian mengenai targetnya di jarak 700 km.
Dilanjutkannya, pimpinan partai sangat puas akan hasil peluncuran rudal tersebut dan memberikan pujian kepada para peneliti dan pengembangnya.
Namun, diketahui terdapat perbedaan dalam hasil pengamatan otoritas militer Korea Selatan dan Korea Utara mengenai jarak penerbangan dan ketinggian yang dicapai oleh rudal hipersonik tersebut.
Setelah menganalisis rincian spesifikasi rudal yang diluncurkan pada tanggal 5 Januari lalu tersebut, otoritas militer Korea Selatan yakin akan dapat mengevaluasi tingkat peluncuran, termasuk apakah rudal tersebut berada di tingkat pengembangan awal atau bukan.
Kepala Staf Gabungan mengatakan bahwa semua peluncuran yang dilakukan Korea Utara dengan memanfaatkan teknologi rudal balistik adalah pelanggaran resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.