Hanya dua bulan menjelang pemilihan umum presiden Korea Selatan yang akan berlangsung pada 9 Maret, persaingan presiden tampak mengalami perubahan dari persaingan antara Lee Jae-myung dan Yoon Suk Yeol, menjadi persaingan antara tiga calon presiden (capres) dengan meningkatnya dukungan bagi calon presiden dari Partai Rakyat, Ahn Cheol-soo.
Sejumlah hasil survei terbaru menujukkan dukungan terhadap capres Ahn terus meningkat, dan bahkan menembus angka dukungan 15 persen.
Di tengah meningkatnya dukungan untuk capres Ahn tersebut, diperkirakan koalisi partai-partai oposisi akan menjadi variabel yang paling mengguncang pemilihan presiden kali ini.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh CBS pada 7 dan 8 Januari, dalam skenario di mana Ahn menjadi capres tunggal dari kubu oposisi, dukungan terhadap capres Ahn mencapai 42,3 persen, sementara angka dukungan terhadap capres dari Partai Demokrat Korea, Lee Jae-myung, hanya sebesar 28,9 persen.
Sedangkan, saat capres Yoon Suk Yeol menjadi capres tunggal dari kubu oposisi, Yoon mendapat dukungan sebesar 34,4 persen dan dukungan terhadap capres Lee sebanyak 33,6 persen.
Namun demikian dalam skenario di mana terdapat banyak calon presiden, Ahn masih kalah telak dari Yoon. Akan tetapi, jika skenario calon tunggal dari kubu oposisi terealisasi, maka Ahn dapat mengalahkan Lee dengan selisih yang jauh lebih besar.
Adapun menurut hasil penelitian lain yang dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian Sosial Korea pada 7-8 Januari, angka dukungan terhadap Ahn mencapai 15,1 persen, sementara dukungan terhadap Lee dan Yoon tercatat masing-masing 37,6 persen dan 35,2 persen.
Kini perhatian teruju pada apakah Ahn sendiri akan bersaing dalam pemilihan umum presiden ataukah kubu partai-partai oposisi akan berkoalisi dalam pemilihan umum presiden Korea Selatan 2022 ini.
Survei tersebut memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan batas kesalahan kurang lebih 3,1 persen poin.