Geomungo adalah alat musik petik yang mewakili Korea Selatan. Namun, kadang-kadang ada yang bertanya apakah Geomungo itu alat musik pukul. Alasannya karena ada tongkat bambu kecil yang dinamakan 'Suldae' yang digunakan untuk membuat senar mengeluarkan bunyi. Untuk memainkan Geomungo, pemainnya memukuli senar dengan kuat agar berbunyi, termasuk bunyi yang dikeluarkan 'Suldae' saat bervibrasi dengan kotak suara melalui senar. Selain itu, pemain terkadang mengeluarkan nada sambil menekan senar, sehingga bunyi gesekan senar juga terdengar dalam permainan musik Geomungo. Bagi orang-orang Barat yang terbiasa mendengarkan bunyi yang indah dari biola atau harpa, bunyi Suldae itu terasa asing. Walaupun ada ungkapan tidak ada batasan dalam bermusik, namun maknanya agak berbeda sesuai dari budaya di negara masing-masing.
Nah, biasanya, seruling bambu besar 'Daegeum' agak mirip dengan flute di dunia Barat, namun nuansa bunyinya sangat berbeda. Di 'Daegeum' itu, terdapat lubang besar dinamakan 'Cheonggong.' Cheonggong itu dibuat dengan selauput tipis yang dinamakan 'Cheong', terbuat dari alang-alang. Ketika pemain meniupkan napasnya ke lubang napas, 'Cheong' itu bergetar dan mengeluarkan bunyi yang khas. Bunyi itu mirip dengan bunyi ketika bendera atau layang-layang berkibar terkena angin. Bunyi itu juga terasa aneh bagi orang-orang yang terbiasa dengan bunyi indah dari flute dan juga akan mengirakan pemainnya tidak cukup berlatih. Namun, bunyi dari 'Cheong' sangat penting dalam permainan Daegeum. Nah, saudara, mari kita dengarkan musik yang menonjolkan bunyi 'Cheong' melalui permainan Daegeum dari Kim Jeong-seung.
Ada sebuah keramik putih di Korea Selatan dinamakan 'Dal Hangari.' Keramik itu tidak ada pola tertentu dan bentuknya mirip dengan tempayan bulat berwarna putih. Bentuknya mirip dengan bulan yang biasa disebut sebagai 'Dal' dalam bahasa Korea, sehingga dijuluki sebagai 'Dal Hangari.' Namun, bentuk itu tidaklah bulat simetris karena bagian sisi lainnya lebih bulat. 'Dal Hangari' itu cukup besar, sehingga bagian atas dan bagian bawah dibuat sendiri-sendiri dan kemudian ditempelkan. Ketika kedua bagian itu dibakar di tungku, bentuknya agak imbal. Keramik atau porselin di Korea Selatan adalah yang terbaik di dunia, sehingga bentuk imbal itu bukan karena tidak memiliki kemampuan yang baik. Dengan kata lain, leluhur Korea lebih menyukai tempayan yang agak imbal. Sebenarnya, bulan juga tidak bulat sempurna. Diantara bunyi-bunyian yang ada di alam, bunyinya tidak melulu hanya yang indah-indah saja. Walaupun terasa tidak sempurna, namun inilah harmonisasi... Itulah unsur yang diidam-idamkan leluhur Korea.