Warta Berita

Semenanjung Korea, A to Z

Mengenal Korea Utara

Praktik budaya dalam kehamilan dan persalinan di Korea Utara

2021-05-27

ⓒ Getty Images Bank

Mulai tahun 2000-an, tingkat kelahiran yang rendah maupun penurunan angka populasi sudah muncul sebagai masalah sosial serius di Korea Utara. Maka dari itu, otoritas Korea Utara sudah mulai membuat langkah-langkah dengan memberikan berbagai insentif untuk persalinan guna meningkatkan tingkat kelahiran. 


Menelaah berbagai insentif untuk persalinan, wanita hamil di Korea Utara menerima bantuan keuangan untuk pemeriksaan kesehatan gratis sebulan sekali, dan seminggu sekali saat mendekati masa persalinan. Wanita hamil tidak harus bekerja semalaman. Sejak tahun 2007, ibu yang melahirkan anak kedua diberikan makanan tambahan selama enam bulan. 


Wanita hamil di Korea Utara harus pergi ke klinik bersalin di wilayah mereka, tidak seperti wanita Korea Selatan yang bebas memilih klinik yang mereka inginkan. Ketika mereka mengalami kesulitan saat melahirkan bayi atau terjadi masalah kesehatan lainnya, mereka akan dipindahkan ke rumah sakit pusat. Di desa pertanian, beberapa wanita melahirkan bayi di rumah. 

  

Tidak seperti di Korea Selatan, tidak banyak pusat perawatan pasca melahirkan di Korea Utara. Pusat perawatan swasta serupa memang baru bermunculan di Korea Utara akhir-akhir ini. Tapi, pada umumnya para ibu menjalani rawat inap di klinik bersalin selama satu atau dua minggu setelah melahirkan, kemudian pulang ke rumah untuk pemeliharaan kesehatan setelah melahirkan. 


Pekerja perempuan Korea Utara diberikan 240 hari cuti hamil, yakni 60 hari sebelum dan 180 hari setelah melahirkan. Selama periode tersebut, mereka menerima subsidi sebesar 100 persen dari biaya hidup dasar mereka, terlepas dari berapa lama mereka telah bekerja. Namun di Korea Utara tidak ada cuti untuk mengasuh anak. 

Berita Terbaru