Warta Berita

Semenanjung Korea, A to Z

Berita Utama

Korea Utara Kembali Luncurkan Rudal Balistik

Warta Berita2023-06-16
Korea Utara Kembali Luncurkan Rudal Balistik

Di hari dimana Presiden Yoon Suk Yeol berpartisipasi dalam latihan api gabungan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat, Korea Utara melakukan provokasi dengan meluncurkan rudal balistik jarak pendek. 

Hal tersebut ditafsirkan bahwa Korea Utara menunjukkan protes tinggi atas pimpinan langsung latihan api oleh Presiden Yoon, dan juga mempererat kedisiplinan intern menjelang rapat paripurna Komite Pusat Partai Buruh yang akan digelar dalam waktu dekat. 

Kepala Staf Gabungan (JCS) menyatakan pada hari Kamis (15/06) bahwa pihaknya menangkap dua rudal balistik jarak pendek yang diluncurkan dari Sunan, Korea Utara ke arah Laut Timur sekitar pukul 19:25 dan 19:37 hari Kamis. 

Ditambahkan pula, rudal balistik tersebut terbang sejauh 780 km dan jatuh di Laut Timur, serta otoritas intelijen Korea Selatan dan AS tengah menganalisis secara lebih rinci dan menyeluruh. 

JCS menyatakan peluncuran rudal balistik Korea Utara merupakan provokasi yang mengganggu perdamaian dan kestabilan dunia internasional termasuk Semenanjung Korea. Pihaknya mendesak Korea Utara untuk menghentikan provokasi serupa karena peluncuran rudal melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB).

Latihan api antara Korea Selatan dan AS mengerahkan senjata strategis dari militer Korea Selatan dan AS, termasuk senjata tercanggih untuk mempertunjukkan kemampuan menaklukkan provokasi Korea Utara. 

Khususnya, pada hari Kamis, Presiden Yoon langsung memimpin latihan tersebut yang digelar di Pocheon, Provinsi Gyeonggido. 

Latihan api tersebut telah berlangsung sebanyak empat kali sejak tanggal 25 Mei lalu, namun Korea Utara meluncurkan misil di hari Presiden Yoon langsung memimpin latihan tersebut.

Setelah latihan tersebut berakhir, Presiden Yoon menekankan bahwa menjaga keamanan nasional dengan kekuatan diri sendiri adalah perdamaian yang sebenarnya. Serta kekuatan militer yang mampu menaklukkan musuh adalah jaminan terhadap kebebasan, perdamaian dan kemakmuran Korea Selatan. 

Sementara, Korea Utara memprediksi provokasi sebagai protes atas latihan api antara Korea Selatan dan AS melalui Kantor Pusat Berita Korea Utara (KCNA) menjelang peluncuran rudal balistik. 

Peluncuran rudal balistik Korea Utara dilaksanakan untuk pertama kali dalam 63 hari setelah peluncuran misil Hwasong-18 dengan bahan bakar padat baru pada tanggal 13 April lalu. 

Pada tanggal 31 Mei lalu, Korea Utara meluncurkan roket atau satelit pengintai militer pertamanya, dan pemerintah Korea Selatan menganggapnya sebagai peluncuran rudal balistik jarak panjang yang menyamarkan sebagai peluncuran satelit.

[Photo : KBS News]

Berita Terbaru