Korea Utara meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) pada hari Rabu (12/07). Rudal tersebut ditembakkan dari sudut tinggi terbang dengan jarak sekitar seribu kilometer sebelum jatuh di sekitar perairan Laut Timur. 

Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan mengatakan pihaknya mendeteksi satu rudal balistik jarak jauh yang ditembak Korea Utara ke arah Laut Timur pada hari Rabu sekitar pukul 10.00 waktu setempat. 

Otoritas intelijen Korea Selatan dan Amerika Serikat(AS) tengah melakukan analisis mengenai rincian peluncuran rudal tersebut. Terlebih kedua sekutu mengadakan sebuah rapat untuk berbagi kondisi sembari memastikan postur pertahanan gabungan yang lebih kuat untuk melawan ancaman dan provokasi Korea Utara. 

Korea Utara menembakkan rudal jarak jauh selama tiga bulan terakhir setelah meluncurkan rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat Hwaseong-18 pada bulan April lalu. 

Penembakan tersebut juga terjadi setelah Wakil Direktur Departemen Propaganda dan Agitasi Korea Utara Kim Yo-jong melontarkan klaim selama dua hari berturut-turut bahwa pesawat pengintaian Angkatan Udara AS telah melintasi wilayah negaranya secara ilegal. 

Presiden Yoon Suk Yeol yang tengah mengunjungi Lithuania untuk menghadiri KTT NATO, mengadakan rapat darurat Dewan Keamanan Nasional (NSC) secara virtual sebagai tanggapan atas peluncuran rudal balistik Korea Utara itu.

Presiden Yoon mengimbau akan adanya konsekuensi atas tindakan melanggar hukum yang dilakukan oleh Pyongyang, dan memerintahkan para pejabat untuk lebih memperkuat pelaksanaan pencegahan yang diperluas dalam Kelompok Konsultatif Nuklir (NCG) Seoul dan Washington, yang akan menggelar sidang perdananya pada tanggal 18 Juli mendatang.

[Photo : YONHAP News]