Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan puncak bilateral pada hari Rabu (13/09) di pangkalan antariksa Vostochny Cosmodrome, wilayah timur Rusia, untuk pertama kalinya dalam empat tahun lima bulan.

Pertemuan Korea Utara dan Rusia tersebut dimulai pada pukul 14.30 waktu Korea dan berlangsung sekitar dua jam, termasuk pertemuan dengan perwakilan kedua negara selama satu setengah jam dan kemudian pertemuan tunggal antara Kim dan Putin selama 30 menit. 

Menurut Kremlin, setelah pertemuan puncak tersebut selesai, Kim dan Putin berencana tidak akan menandatangani dokumen apapun. Hal itu diungkapkan oleh Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov yang menuturkan bahwa kedua pemimpin tidak akan menandatangani dokumen apapun, termasuk pernyataan bersama. 

Kim Jong-un diketahui tiba di lokasi tersebut pada hari Rabu (13/09) waktu setempat, usai menempuh perjalanan dengan kereta khususnya dari Pyongyang.

Kim mengucapkan terima kasih kepada Putin atas undangan dan sambutan hangatnya. Dia kemudian menandatangani buku tamu, yang dalam bahasa Korea berbunyi "Kemuliaan Rusia sebagai penakluk luar angkasa pertama akan abadi."

Sebelum memasuki lokasi pertemuan, Putin juga mengajak Kim untuk berkeliling ke gedung tempat roket pendorong ruang angkasa Rusia baru 'Angara' dirakit.

Melalui sambutan kedua pemimpin sebelum pertemuan, dapat disimpulkan apa saja hal yang diharapkan dari keduanya berdasarkan pertemuan tersebut. 

Pemimpin Kim memaparkan bahwa dirinya merasa terhormat atas peluang yang diberikan oleh Rusia dalam pemahaman yang lebih mendalam tentang status kekuatan antariksa saat ini dan masa depan. Selanjutnya dia menyatakan komitmen bahwa Korea Utara akan bergabung bersama dengan Rusia dalam perjuangan melawan imperialisme. 

Sementara itu Presiden Putin mengatakan bahwa ia siap untuk berdiskusi dengan Kim tentang bantuan di berbagai bidang termasuk ekonomi, serta membahas situasi politik di Semenanjung Korea. 

Sebagaimana dilambangkan oleh pusat antariksa Vostochny Cosmodrom lokasi pertemuan itu digelar, kedua pemimpin berpotensi besar membahas langkah-langkah kerja sama teknologi canggih seperti pengembangan rudal balistik dan satelit mata-mata.

[Photo : YONHAP News]