Kantor Kepresidenan Korea Selatan pada hari Minggu (09/06) mengadakan pertemuan Dewan Keamanan Nasional dan memutuskan untuk kembali memutar pesan-pesan keras lewat pengeras suara besar yang dipasang di wilayah perbatasan dan ditujukan langsung untuk Korea Utara.

Tindakan tersebut kembali dilakukan dalam sekitar 6 tahun sejak ditangguhkan sepenuhnya karena Kesepakatan Panmunjeom yang disepakati oleh kedua Korea pada tahun 2018 lalu. 

Pemerintah Seoul memberikan peringatan keras atas segala upaya yang dilakukan Pyongyang dan memicu keresahan masyarakat serta kekacauan sosial yang tidak dapat ditoleransi, karena mengirimkan balon-balon berisi sampah. Ditekankan pula bahwa Korea Utara harus bertanggung jawab sepenuhnya atas eskalasi ketegangan yang terus berlanjut ke depan.

Militer Korea Selatan telah memulai ancaman siaran pengeras suara yang diarahkan ke Korea Utara pada hari Minggu sore. Siaran pengeras suara itu mencakup siaran radio 'Voice of Freedom' yang merupakan siaran anti Korea Utara dari Angkatan Darat Korea Selatan. Di masa lalu, siaran itu pernah berisi berita, ramalan cuaca, lagu K-pop, dan juga percakapan berbahasa Inggris.

Militer mengungkapkan bahwa kemungkinan siaran pengeras suara tambahan akan bergantung sepenuhnya pada tindakan Korea Utara.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Won-sik menggelar pertemuan dengan seluruh komandan militer, dan memerintahkan untuk mengambil tanggapan tegas jika Pyongyang melakukan provokasi dengan dalih siaran pengeras suara tersebut.

[Photo : YONHAP News]