Badan Penyelidik Nasional dari Direktorat Jenderal Kepolisian menyatakan pada hari Selasa (21/11), bahwa kelompok peretas Korea Utara 'Kimsuky' meretas 1.468 alamat email dengan menamai diri mereka sebagai lembaga pemerintah atau wartawan.

Menurutnya, alamat email dari 57 orang pakar di bidang diplomasi, unifikasi, pertahanan, dan keamanan, serta 1.411 warga sipil di Korea Selatan berhasil diretas oleh Korea Utara. 

Kelompok peretas Korea Utara lebih dulu mengirimkan email yang menyamarkan 'surat arahan' atau 'surat pertanyaan' dari lembaga pemerintah atau institut, kemudian mereka mengambil informasi alamat email apabila penerima email membuka file lampiran. 

Selain itu, mereka juga membuat penerima email memasukkan ID atau password setelah melampirkan link yang menyamarkan sebagai situs portal ternama di Korea Selatan. 

Polisi menganalisis bahwa kelompok peretas Korea Utara terus melakukan aksi peretasan alamat email untuk mengambil aset virtual. Polisi juga menemukan pengoperasian 'program penggalian aset virtual' di 147 unit server yang diambil melalui aksi peretasan. 

Menurut polisi, serangan kelompok peretas Korea Utara semakin meningkat, sehingga menyarankan masyarakat agar sering mengganti password dari alamat email atau stasiun transaksi aset virtual.

[Photo : YONHAP News]