Peretasan mata uang kripto yang dilakukan oleh kelompok peretas Korea Utara diketahui paling aktif pada tahun lalu, di tengah tindakan keras masyarakat internasional terhadap aktivitas siber ilegal Korea Utara untuk memblokir dana pengembangan nuklir dan rudal rezim komunis itu.

Menurut laporan yang dirilis oleh perusahaan analisis blockchain, Chainalysis pada hari Rabu (24/01) waktu setempat, sebuah kelompok peretas yang terkait dengan Korea Utara telah meretas 20 platform mata uang kripto di seluruh dunia tahun lalu.

Jumlah itu melampaui angka pada tahun 2022 yakni 15 platform dan paling tinggi sejak tahun 2016 ketika data peretasan mata uang kripto Korea Utara dikumpulkan.

Laporan tersebut menganalisis bahwa mata uang kripto yang dicuri oleh kelompok peretas Korea Utara dari 20 bursa, berjumlah sekitar 1 miliar dolar AS, namun lebih sedikit dari jumlah tahun 2022, yakni 1,7 miliar dolar AS.

Chainalysis menyatakan bahwa peretasan terkait Korea Utara telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dan kelompok peretas seperti Kimsuky dan Lazarus Group menggunakan berbagai taktik dan modus jahat untuk memperoleh aset virtual dalam jumlah besar.

[Photo : YONHAP News]