Financial Times (FT) Inggris melaporkan pada hari Senin (19/02), bahwa para peretas Korea Utara menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mendapatkan dana dalam mengembangkan program senjata nuklir ilegalnya dan mencuri teknologi canggih. 

Menurut FT, cara peretasan oleh para peretas Korea Utara dinilai lebih berkembang dengan menggunakan AI. 

Open AI, dan Microsoft (MS) menyatakan bahwa pihaknya telah memblokir akses dari para kelompok peretas yang melibatkan Korea Utara, Cina, Rusia, dan Iran karena pihaknya telah mengetahui penggunaan chat GPT oleh para peretas tersebut. 

Hingga saat ini, para peretas Korea Utara diketahui tidak lancar berbahasa Inggris atau Korea ketika mencoba untuk menjerat para korban dalam voice phishing. Namun belakangan ini, situasinya berbeda karena mereka menerapkan AI generatif yang dapat meniru kemampuan manusia. 

Menurut Wakil Ketua perusahaan analisis block-chain, peretas Korea Utara membuat profil yang kredibel di situs networking profesional, seperti Linkedin dengan mendapatkan bantuan dari AI saat membentuk kepercayaan dengan tokoh yang ditargetkan seperti melakukan chatting, mengirimkan pesan, dan lainnya.

Seorang pejabat dari media khusus Korea Utara, NK Pro mengatakan, para peretas Korea Utara menggunakan berbagai platform seperti Linkedin, Facebook, WhatsApp, Telegram, dan masih banyak lagi. 

Ditambahkan pula, layanan AI seperti Chat GPT dimanfaatkan oleh Korea Utara untuk menyerang jaringan komputer, dan mengembangkan peranti lunak yang lebih rinci.

[Photo : YONHAP News]