Akibat teror bom yang menyerang bus turis Korea Selatan di semenanjung Sinai, Mesir, 3 orang warga Korea Selatan tewas, yaitu pengelola biro perjalanan setempat bermarga Je, pemandu wisata bermarga Kim, dan seorang wanita warga Korea Selatan. Selain itu, 10 orang turis lainnya terluka. Semenanjung Sinai adalah tempat wisata yang dikunjungi banyak turis di dunia sebagai tempat ziarah karena disana terdapat gunung Sinai, lokasi saat Tuhan memberikan Sepuluh Firman-Nya kepada Musa menurut Alkitab di ajaran Kristen. Biasanya, para turis yang menuju Israel akan melalui Taba setelah sebelumnya mengunjungi gunung Sinai, sehingga umumnya turis Korea Selatan juga mengikuti jadwal acara seperti ini.
Sementara, pelaku teror bom bus kali ini diketahui sebagai kelompok ekstrem 'Ansar Bayt al-Maqdis'. Kelompok itu mengaku melalui twitter bahwa mereka adalah pelaku teror kali ini dan juga menyatakan akan terus melakukan teror terhadap perekonomian, dunia pariwisata, pemimpin militer di Mesir, dll. 'Ansar Bayt al-Maqdis' berarti 'orang-orang yang menjaga tempat suci' dan kelompok itu melakukan aktivitasnya di semenanjung Sinai, Mesir, dan dituduh sebagai dalang dibalik sejumlah teror di kawasan tersebut.
Di kawasan Sinai, serangan dari sejumlah kelompok ekstrem terhadap tentara dan polisi pemerintah meningkat sejak tentara menggulingkan Presiden Mohammed Morsi bulan Juli tahun lalu. Hari terjadinya kasus pengeboman tersebut adalah hari saat mantan Presiden Morsi hadir di pengadilan sementara Kairo untuk ketiga kalinya dengan tuduhan mata-mata, dan diperkirakan ini berkaitan dengan teror yang terjadi kali ini.
Dua tahun lalu, 3 orang warga Korea Selatan yang tengah melakukan ziarah dibebaskan satu hari setelah diculik oleh kelompok ekstrem, sehingga pemerintah Korea Selatan mengategorikan kawasan itu sebagai tempat pembatasan perjalanan. 'Pembatasan perjalanan' adalah sinyal bagi warga yang akan berbisnis atau berwisata di lokasi tersebut untuk segera kembali dan membatalkan atau menunda rencana perjalanan di lokasi setempat. Namun, tidak ada tindakan pemaksaan untuk mencegah seseorang memasuki negara tertentu.
Sementara, 15 orang warga Korea Selatan yang selamat selain yang tewas atau terluka sudah bersiap kembali ke Korea Selatan setelah melewati perbatasan Israel dengan aman.