Korea Utara mengungkapkan bahwa Korea Selatan harus bertanggung jawab karena melanggar beberapa perjanjian militer antarKorea yang telah disepakati pada 2018 lalu, termasuk deklarasi Panmunjeom 27 April dan perjanjian militer 19 September. Rezim komunis itu mengkritik Seoul yang terjebak dalam provokasi perang.

Menurut harian resmi Partai Buruh Korea Utara, Rodong Sinmun dalam edisi hari Senin (27/11), rezim Pyongyang mengutuk bahwa Korea Selatan terus-menerus merusak perdamaian dan keamanan di Semenanjung Korea, dengan melanggar dua deklarasi antarKorea tersebut.

Selanjutnya diklaim bahwa latihan militer gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS), serta pengerahan aset-aset strategis nuklir AS di wilayah Semenanjung Korea merupakan tindakan bermusuhan yang dinilai berbahaya dengan melanggar kesepakatan militer antarKorea.

Kecaman tersebut menyusul pengumuman Korea Utara yang menyebut akan melanjutkan semua kegiatan militer yang sempat dihentikan berdasarkan perjanjian militer tahun 2018, sebagai tanggapan atas penangguhan sebagian dari perjanjian tersebut oleh pemerintah Seoul, setelah peluncuran satelit mata-mata Korea Utara yang dilakukan pada hari Selasa (21/11) lalu.

[Photo : YONHAP News]