Korea Selatan dan AS memulai latihan militer gabungan yang disebut 'Freedom Shield' pada hari Senin (04/03).

Menurut Kepala Staf Gabungan Seoul (JCS) dan Komando Pasukan Gabungan Korea Selatan-Amerika Serikat, latihan tahunan 'Freedom Shield' akan dilaksanakan mulai dari hari Senin, 4 Maret hingga tanggal 14 Maret mendatang.

Selama periode tersebut, para tentara berencana untuk melaksanakan latihan pos komando berbasis simulasi komputer serta berbagai latihan lapangan gabungan di laut, darat, dan udara.

Australia, Kanada, Prancis, Inggris, dan beberapa negara anggota lain dari Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNC) akan berpartisipasi dalam latihan tahun ini dan Komisi Pengawas Negara Netral (NNSC) akan berperan sebagai pengamat. 

Pada latihan kali ini, para tentara akan melakukan lebih dari dua kali lipat jumlah putaran latihan yang dilakukan tahun lalu. Program tahun ini mencakup pelatihan untuk melacak dan menangkal rudal jelajah Korea Utara, latihan udara gabungan, latihan tembak langsung taktis bersama, dan latihan pertempuran udara-ke-udara.

Pada Rabu lalu (28/02), JCS mengatakan bahwa latihan akan difokuskan pada operasi yang memanfaatkan aset darat, laut, udara, siber, dan luar angkasa serta untuk menetralisir ancaman dari Korea Utara. Mereka menambahkan bahwa latihan tersebut akan dilakukan berdasarkan skenario yang mencerminkan ancaman keamanan yang beragam yang akan memperkuat posisi pertahanan gabungan.

[Photo : YONHAP News]